Kamis, 05 Mei 2011

Alat Peredaran Darah







I.    Judul Praktikum        : Alat Peredaran Darah

II.    Tujuan Praktikum   
1.    Mengamati dan mempelajari aliran pada pembuluh darah
2.    Mempelajari hubungan pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh balik
3.    Mengamati sirkulasi pada pembuluh kapiler

III.    Landasan Teori
        Sirkulasi darah dalam tubuh mamalia adalah tertutup dengan melalui pembuluh-pembuluh darah dengan jantung sebagai pusatnya. Darah terdiri atas plasma darah dan butir darah (corpuscle) yang berupa sel darah merah, sel darah putih dan keping-keping darah (Jasin, 1984).
        Sistem pembuluh darah terdiri atas (1) jantung, sebuah organ yang memompa darah; (2) arteri, yang membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan; (3) kapiler, saluran kecil yang menyediakan diri untuk pertukaran berbagai zat antara darah dan jaringan; dan (4) vena yang mengembalikan darah ke jantung (Bevelander, 1988).
        Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjtnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arteriole. Akibat adanya perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi (Fujaya, 1999).
        Pengangkutan gas-gas pernafasan dan material-material lain pada katak dilaksanakan oleh sistem kardio vaskuler, yang terdiri atas: jantung atau cor, arteri, kapiler, vena, pembuluh-pembuluh limfa, cairan darah dan limfa (Radiopoetro, 1986).
        Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung berbilik (ruang) tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik (Campbell, 2004).
        Lebih jauh Bevelander menjelaskan bahwa kapiler merupakan pipa endothel yang memiliki diameter 7 sampai 9 µm. Mereka membentuk anyaman yang penyebarannya berkaitan dengan kegiatan metabolisme jaringan atau organ dimana mereka terdapat. Ginjal, hati dan paru-paru yang merupakan organ-organ yang memiliki kegiatan metabolik tinggi memperlihatkan suatu pola dimana terdapat sejumlah besar kapiler yang tersusun dalam deretan rapat.
        Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ di seluruh tubuh. Di dalam organ-organ  ini arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler (capillary) adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini, yang disebut hamparan kapiler menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia, termasuk gas, dipertukarkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung muaranya, kapiler menyatu membentuk venula, dan venula menyatu membentuk vena. Vena (vein) mengembalikan darah ke jantung (Campbell, 2004).
        Campbell (2004) juga menjelaskan bahwa arteri dan vena berbeda dalam hal arah aliran darah yang dibawanya, bukan oleh karakteristik darah yang dikandungnya. Tidak semua arteri membawa darah yang kaya akan oksigen, dan tidak semua vena membawa darah dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Akan tetapi, semua arteri memang membawa darah dari jantung menuju kapiler, dan hanya vena yang mengembalikan darah ke jantung dari kapiler.
        Berdasarkan hukum kontinuitas, pada mulanya mungkin terlihat bahwa darah harus mengalir lebih cepat melalui kapiler dibandingkan dengan melalui arteri karena diameter kapiler jauh lebih kecil. Akan tetapi, total luas penampang keseluruhan pipa yang mengalirkan cairan itulah yang akan menentukan laju aliran. Meskipun satu pembuluh kapiler berukuran sangat kecil, setiap arteri mengalirkan darah ke kapiler yang berjumlah sangat banyak, sehingga diameter total dari pembuluh-pembuluh sebenarnya jauh lebih besar pada hamparan kapiler dibandingkan dengan di bagian manapun dalam sistem sirkulasi. Karena hal tersebut, darah akan mengalir lebih lambat ketika memasuki arteriola dari arteri dan mengalir paling lambat dalam hamparan kapiler.
        Menurut Kimball (1996), ketika darah masuk ke dalam ujung arteriol dari sebuah kapiler, darah masih dalam pengaruh tekanan (kira-kira 35 torr) yang dihasilkan oleh kontraksi ventrikel. Sebagai akibat dari tekanan ini sebagian filtrasi darah melalui dinding kapiler-kapiler. Di antara sel-sel epitel yang merupakan dinding kapiler terdapat pori-pori yang sangat kecil. Melalui pori-pori inilah terjadi filtrasi darah.
       
IV.    Alat dan Bahan
A.    Alat
1.    Mikroskop
2.    Jarum pentul
B.    Bahan
1.    Ikan mas (Cyprinus carpio)
2.    Katak hijau (Rana esculenta)
3.    Kain lap
4.    Tali plastik
5.    Kertas kardus

V.    Prosedur Kerja
1.    Diikat katak pada kardus dengan tali sehingga katak tidak dapat bergerak
2.    Ditarik satu kaki belakang kemudian dilekatkan dengan jarum pentul.
3.    Dilebarkan selaput renang pada kaki belakang, lalu diletakkan pada lubang yang ada pada kardus kemudian dilekatkan dengan jarum pentul. Diusahakan kaki katak tidak bergerak.
4.    Diamati di bawah mikroskop
5.    Diletakkan seekor ikan mas pada kardus, kemudian direntangkan ekornya pada lubang yang telah disediakan. Kemudian ditusuk dengan jarum pentul
6.    Diamati di bawah mikroskop.


VI.    Hasil Pengamatan

Gambar : pembuluh darah di selaput
             renang katak.    Keterangan:
1.    Pembuluh arteri
2.    Pembuluh vena







      
Gambar : pembuluh darah di bagian ekor
             Ikan mas.    Keterangan:
1.    Pembuluh arteri
2.    Pembuluh vena







   

VII.     Pembahasan
        Arteri, vena, dan kapiler adalah tiga jenis utama pembuluh darah, yang dalam tubuh manusia panjangnya ditaksir mencapai sekitar 100.000 km. Arteri membawa darah meninggalkan jantung menuju organ-organ di seluruh tubuh. Di dalam organ-organ ini, arteri bercabang menjadi arteriola, pembuluh kecil yang mengirimkan darah ke kapiler. Kapiler adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini, yang disebut hamparan kapiler, menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia, termasuk gas, dipertukarkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Pada ujung “muara”-nya, kapiler menyatu membentuk venula, dan venula menyatu membentuk vena. Vena mengembalikan darah ke jantung.
        Dari hasil pengamatan terlihat bahwa pembuluh darah arteri dan vena berbeda dalam hal arah aliran darah yang dibawanya, bukan oleh karakteristik darah yang dikandungnya. Tidak semua arteri membawa darah yang kaya akan oksigen, dan tidak semua vena membawa darah dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Akan tetapi, semua arteri  membawa darah dari jantung menuju kapiler, dan hanya vena yang mengembalikan darah dari kapiler ke jantung.
        Seekor ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan utama, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Darah yang dipompakan dari ventrikel mengalir pertama-tama ke insang, tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pembebasan karbon dioksida melewati dinding kapiler. Kapiler insang mengumpul ke dalam suatu pembuluh yang membawa darah yang kaya akan oksigen ke hamparan kapiler di semua bagian tubuh lainnya. Darah itu kemudian kembali melalui vena ke atrium jantung.
        Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung berbilik (ruang) tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistemik.
        Di antara pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler, darah paling cepat mengalir ketika berada di dalam pembuluh arteri. Hal ini disebabkan karena pembuluh arteri mengalirkan darah yang berasal dari jantung, shingga tekanannya lebih kuat. Di pembuluh kapiler, darah beredar sangat lambat. Secara fisiologis hal tersebut dapat dimaklumi karena pada pembuluh ini terjadi pertukaran  zat-zat kimia, termasuk gas antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut. Dibutuhkan aliran darah yang lebih lambat untuk memungkinkan pertukaran tersebut berlangsung secara optimal.




VIII.    Kesimpulan
        Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpalan, yaitu:
1.    Secara umum terdapat tiga macam pembuluh darah di dalam sistem transportasi hewan vertebrata. Yaitu: arteri, vena, dan kapiler
2.    Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal dari jantung menuju ke kapiler.
3.    Vena adalah pembuluh darah yang mengembalikan darah dari kapiler ke jantung.
4.    Kapiler adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding yang sangat tipis dan berpori. Jaringan kerja pembuluh ini, yang disebut hamparan kapiler menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah zat-zat kimia, termasuk gas, dipertukarkan antara darah dan cairan interstisial yang mengelilingi sel-sel tersebut.
5.    Aliran darah paling cepat adalah ketika darah berada di dalam pembuluh arteri, sementara aliran paling lambat adalah ketika darah berada dalam pembuluh-pembuluh kapiler.
6.    Pembuluh darah yang paling besar adalah aorta, dengan diameter mencapai 3,6 cm.

IX. Daftar Pustaka

Bevelander, G dan Judith, A. R. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Fujaya, Y. 1999. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Jakarta:
        Rineka Cipta.

Jasin, M. 1984. Sistematik Hewan. Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
        Wijaya.

Kimball, J. W. 1996. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Radiopoetro. 1986. Zoologi. Jakarta: Erlangga.




Pertanyaan Tugas
1.    Bandingkan kecepatan aliran darah pada masing-masing pembuluh. Mengapa demikian?
2.    Pembuluh darah mana yang lebih besar?
3.    Mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena?

Jawaban
1.    Bila diurutkan,  maka kecepatan aliran darah mulai dari yang tercepat sampai yang terlambat adalah arteri – vena – kapiler. Darah mengalir cepat di dalam arteri karena arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal dari jantung, sehingga tekanan darah dalam saluran ini masih sangat kuat. Pembuluh-pembuluh kapiler berada jauh dari jantung, sehingga aliran darah yang sampai padanya lebih lambat, bahkan sangat lambat. Selain alasan tersebut di atas, kita juga dapat mengkajinya berdasarkan hukum kontinuitas.  Pada mulanya mungkin terlihat bahwa darah harus mengalir lebih cepat melalui kapiler dibandingkan dengan melalui arteri karena diameter kapiler jauh lebih kecil. Akan tetapi, total luas penampang keseluruhan pipa yang mengalirkan cairan itulah yang akan menentukan laju aliran. Meskipun satu pembuluh kapiler berukuran sangat kecil, setiap arteri mengalirkan darah ke kapiler yang berjumlah sangat banyak, sehingga diameter total dari pembuluh-pembuluh sebenarnya jauh lebih besar pada hamparan kapiler dibandingkan dengan di bagian manapun dalam sistem sirkulasi. Karena hal tersebut, darah akan mengalir lebih lambat ketika memasuki arteriola dari arteri dan mengalir paling lambat dalam hamparan kapiler.
2.    Dalam sebuah literatur dijelaskan bahwa aorta adalah pembuluh darah terbesar, dengan diameter mencapai 3,6 cm, kemudian diikuti oleh vena cava, diameter mencapai 2,5 cm. Sehingga berdasarkan ukuran masing-masing pembuluh darah dapat diurutkan mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil sebagai berikut:
    arteri – vena – kapiler.
3.    Ada beberapa alasan mengapa memasukkan infus pada manusia harus melalui vena. Pertama, pembuluh vena berada pada daerah periveral (permukaan) tubuh. Sehingga lebih mudah untuk dipasang jarum infus. Alasan kedua, tekanan darah di dalam pembuluh vena jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tekanan darah di dalam pembuluh arteri. Tekanan darah yang tinggi dapat menghambat bahkan menolak cairan infus masuk ke dalam pembuluh darah, bahkan justru menolak darah keluar dari pembuluh darah. Oleh karena alasan tersebut, pemasangan infus dilakukan pada pembuluh vena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.